Lintas Ruang

Kamis, 22 April 2010

Duh, Dosen dan Mahasiswanya Kemana...

Anda tentu sudah tahu apa yang menjadi kewajiban mahasiswa. Diantaranya membayar biaya pendidikan atau SPP dan mengikuti kegiatan belajar mengajar. Jika diibaratkan lembaga pendidikan adalah pasar, maka transaksi terjadi ketika ada kesepakatan bersama antara penjual dan pembeli. Penjual memberi jaminan kualitas prokduk, sementara pembeli mencari barang yang terbaik.

Jika mahasiswa telah menunaikan kewajibannya. Tentu ada hak yang harus diperoleh dari lembaga pendidikan. Salah satunya mendapatkan pelayanan pendidikan yang baik.
Tapi, bagaimana ketika ada dosen yang jarang memberi hak layanan pendidikan kepada mahasiswa, alias dosen malas. Namun, kenyataan lain dosen juga mengeluhkan mahasiswa yang minim kehadirannya.
Kenyataan ini, menjadi sorotan mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Sunan Giri Bima. hak mendapatkan pendidikan yang layak, dianggap kurang terpenuhi. Bukankah, dosen, mahasiswa dan prasarana merupakan tiga pokok terbentuknya suatau lembaga pendidikan. Tapi apa jadinya ketika salah satunya pincang.
“Kami haus akan ilmu, kami rela meninggalkan aktivitas yang lainnya demi kuliah, tapi kami sangat menyesalkan adanya dosen yang malas” keluh seorang mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) Kamlah, beberapa waktu lalu
Jika kenyataan ini terjadi, maka mahasiswalah yang menjadi korban. Hak-hak tak terpenuhi, sementara kewajiban telah ditunaikan. Ketika mahasiswa tidak menunaikan kewajibannya membayar SPP, maka ada konsekuensi yang diterima, tidak bisa mengikuti ujian. Lantas apa konsekuansi bagi dosen yang tidak melaksanakan tugas?
“Bukan cuman satu kali bahkan ada dosen yang hampir tidak pernah masuk sama sekali, kami berharap pihak lembaga segera menindak dosen yang seperti ini,” harapnya.
Keluhan dan kekecewaan serupa juga dirasakan oleh mahasiswa lainnya. Mereka berharap agar dosen tidak mengabaikan tugasnya, agar mahasiswa tak terus dirugikan. Meski pada kenyataan, ada juga mahasiswa yang acuh dengan kondisi itu.
Mahasiswa berharap dosen yang mengajar adalah orang-orang pilihan. Pantas dan layak mengajar berdasarkan kompetensi yang dimiliki, bukan karena alasan lain. Meski kewenangan pengangkatan dosen sepenuhnya dari lembaga, namun mahasiswa berhak menilai profesionalisme dosen tersebut.
Namun, ada juga mahasiswa yang berpandangan lain. Tentang kenyataan adanya mahasiswa yang cenderung malas.
“Kuliah No ujian Yes” kata salah seorang mahasiswa semester IV PAI di kampus beberapa waktu lalu.
Dikatakannya, mahasiswa jangan hanya bisa mengkritik dosen. Tapi juga harus menyadari, masih banyak mahasiswa yang hanya kuliah beberapa kali saja dan langsung mengikuti ujian. “Diruangan saya tercatat 53 mahasiswa namun kenyataannya yang hadir maksimal 25 orang,” ujarnya menyayangkan hal itu, mestinya calon guru harus banyak belajar.
Nurdin, mahasiswa PAI semester IV lainnya, mengaku jarang kuliah lantaran menjadi tenaga pengajar honorer di salah satu SD. Dari empat kali pertemuan selama seminggu, hanya bisa masuk beberapa kali saja dalam satu semester. “Sekarang saya sambil mengajar untuk semester ini saya baru masuk tiga kali” akunya.
Sementara itu, salah seorang dosen, Dra St Rahma, mengaku menyayangkan hal tersebut. Dikatakannya, tidak ada alasan bagi mahasiswa, untuk tidak kuliah. Termasuk kesibukan mengajar di sekolah. “Bagaimanapun yang namanya mahasiswa harus tetap kuliah sesui jadwal yang telah ditentukan, karena tak bisa dipungkiri Mahasiswa STIT adalah calon-calon pendidik,” ujarnya.
Kenyataan seperti itu, juga diakui oleh dosen lainnya. Kerap kali mahasiswa jarang masuk dan muncul saat ujian semester. Berharap nilai tinggi, namun kehadiran dan kemampuan menjawab pertanyaan tak maksimal. Apalagi kerap kali pekerjaan mahasiswa saat ujian banyak yang sama.
Ketua Program Studi PAI STIT Sunan Giri Bima, Syukri Abubakar, Mag, tak menampik adanya oknum dosen yang malas. Bahkan mahasiswa meminta agar dosen seperti itu diganti.
Syukri berjanji akan menindak dan mengganti dosen seperti itu. Jika, terbukti empat kali secara berturut-turut mengabaikan tugasnya. (Ihsan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar